oleh: Syahrul Mubarak, Tk. Bandaro Auliya
Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Namun, ilmu yang dicari tanpa adab akan kehilangan keberkahan dan maknanya. Dalam Islam, adab terhadap ilmu dan guru menempati posisi yang tinggi, bahkan dikatakan bahwa adab harus didahulukan sebelum ilmu. Hal ini menunjukkan pentingnya sikap sopan, hormat, dan rendah hati dalam proses menuntut ilmu.
Adab adalah tata krama atau perilaku terpuji yang mencerminkan akhlak seorang penuntut ilmu. Dalam tradisi keilmuan Islam, adab meliputi keikhlasan dalam mencari ilmu, sikap hormat kepada guru, dan kerendahan hati dalam menerima pelajaran.
Menjaga adab terhadap ilmu mencakup niat yang tulus, menghargai proses pembelajaran, serta tidak mempermainkan atau meremehkan ilmu. Imam Al-Ghazali menekankan bahwa ilmu adalah cahaya yang tidak akan masuk ke hati yang kotor oleh kesombongan atau niat duniawi. Guru adalah perantara ilmu.
Dalam Islam, menghormati guru dianggap sebagai bagian dari menghormati ilmu itu sendiri. Di antara bentuk adab terhadap guru adalah mendengarkan dengan seksama, tidak memotong pembicaraan, mendoakan kebaikan untuk guru, serta menjaga nama baik guru di dalam dan di luar kelas. Bahkan di beberapa pesantren di Sumatera Barat, materi yang akan pertama kali dijelaskan adalah materi antara berguru dengan mencari ilmu. Jika datang ke pesantren untuk berguru maka hormati guru maka ilmu akan mudah diterima. Tapi ketika datang ke pesantren hanya untuk mencari ilmu, maka sebagian besar tidak akan betah dipesantren karena hatinya tak dapat menerima dan memahami apa yang ia pelajari.
Adapun relevansi adab dalam konteks pendidikan modern adalah dalam pendidikan modern, nilai seperti respek terhadap dosen, etika dalam menulis tugas, dan kejujuran akademik adalah perwujudan dari adab yang diajarkan dalam Islam. Tanpa adab, pendidikan hanya akan menghasilkan manusia cerdas yang kering nilai.
Oleh karena itu, adab terhadap ilmu dan guru adalah kunci keberkahan dalam proses pendidikan. Nilai-nilai ini tidak hanya penting dalam tradisi keilmuan Islam, tetapi juga relevan dalam dunia pendidikan modern. Ilmu tanpa adab akan kehilangan nilai dan arah.
Terakhir, saran bagi pemangku kepentingan bahwa perlu adanya penguatan pendidikan karakter di lingkungan sekolah dan kampus, khususnya dalam hal adab terhadap guru dan ilmu. Guru juga perlu menjadi teladan dalam beradab agar siswa memiliki panutan nyata.