Pariaman, Setidaknya perlu dilakukan empat hal ketika menafsir ulang gerakan Nahdlatut Tujjar atau kebangkitan ekonomi, yakni melakukan transformasi organisasi ekonomi/bisnis, peningkatan kualitas SDM bisnis, pengembangan inovasi bisnis, dan pengembangan inovasi teknologi.
Perhelatan akbar resepsi puncak satu abad NU yang digelar di Sidoarjo, 7 Februari 2023, bukan sekadar seremonial semata, melainkan sebuah refleksi seratus tahun berkarya dan berkontribusi untuk negeri. Menjadi momentum kultural, spiritual, dan organisasional untuk terus berkomitmen pada pemberdayaan ekonomi umat, konsistensi terhadap nilai kebangsaan, serta pengamal dan penggerak Islam ahlussunnah wal jamaah.
Cikal bakal NU tahun 1926 bermula dari Nahdlatut Tujjar, sebuah platform gerakan kebangkitan ekonomi. Didirikan oleh 45 orang saudagar yang tersebar di jalur sutera Jawa Timur-Jombang, Kediri, dan Surabaya. Inisiasi awalnya di mulai tahun 1910-an oleh para saudagar desa di sekitar pabrik gula Cukir, Jombang, lalu mendapat dukungan yang luas dari saudagar di perkotaan. Kemudian, didirikanlah badan usaha Bernama koperasi Syirkatul Inan, yang menjadi pondasi utama berdirinya NU.
Pendirian NU adalah pengejawantahan dari apa yang digelorakan oleh Mbah Hasyim, “Wahai pemuda putera bangsa yang cerdas pandai dan para ustadz yang mulia, mengapa kalian tidak mendirikan saja suatu badan ekonomi yang beroperasi, dimana setiap kota terdapat satu badan usaha yang otonom(KH. Hasyim Asy’ari, Deklarasi Nahdlatut Tujjar 1918).
Oleh karenanya, salah satu agenda penting di peringatan satu abad NU yakni menyiapkan langkah untuk melakukan gerakan pemberdayaan ekonomi umat. Pelbagai upaya perlu di susun dalam rangka memenuhi mandat sejarahdari paramuassis (pendiri) NU, yaitu menggerakkan Nahdlatut Tujjar sebagai spirit dan platform gerakan kebangkitan ekonomi NU.
Setidaknya perlu dilakukan empat hal ketika menafsir ulang gerakan Nahdlatut Tujjar atau kebangkitan ekonomi, yakni melakukan transformasi organisasi ekonomi/bisnis, peningkatan kualitas SDM bisnis, pengembangan inovasi bisnis, dan pengembangan inovasi teknologi.
Ekonomi Digital
Saat ini, komponen terpenting bagi perputaran ekonomi global adalah ekonomi digital melalui mobile technologies. Isu ini menjadi pembahasan utama yang diusung oleh Presidensi G20 Indonesia 2022 dan menjadi kesepakatan dalam Bali Leaders Declaration agar terwujud transformasi digital yang inklusif antarnegara, dan tetap berpusat pada manusia.
Di dalam ekosistem digital ekonomi, terdapat digital connectivity serta digital entrepreneurship untuk menganalisa opportunity, mentransfer kebutuhan pasar, hingga akhirnya menciptakan inovasi. Untuk itu, langkah-langkah dalam melakukan digitalisasi perlu dioptimalkan melalui dan terutama dengan peningkatan kualitas SDM.
Bonus demografi di Indonesia yang menciptakan growing number of middle class, membuat Indonesia menjadi bagian pasar paling penting dunia, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Pemerintah Indonesia mencatat, ada 79 juta pengguna aktifdi sosial media serta menjadi rumah bagi 2.033 startup.
Bagi NU, ini merupakan tantangan yang bukan untuk dihindari melainkan untuk dimenangkan. Perubahan struktur dan proses untuk meningkatkan kinerja yang disesuaikan dengan visi dan perkembangan lingkungan baru atau dengan kata lain transformasi organisasi harus diprioritaskan. Perbaikan SDM melalui peningkatan kompetensi dijalankan agar ide-ide baru dan cara-cara baru dapat direalisasikan untuk mencapai target yang diinginkan. Inilah spirit dari redesain Nahdlatut Tujjar.
Inovasi bisnis dan Teknologi
Dalam menghadapi ekonomi digital, penulis mencatat beberapa langkah yang harus ditempuh. Pertama, untuk mengembangkan gerakan ekonomi, bisa dimulai dari mengembangkan usaha usaha berbasis individu. Setelah berhasil, untuk saling memperkuat dan menopang, dikembangkan berbagai komunitas usaha atau bisnis dengan cluster sejenis dan pengembangan usaha berbasis korporasi dengan mendirikan badan-badan usaha.
Berikutnya, pengembangan usaha berbasis jaringan, waralaba, distribusi, rantai pasok dan logistik. Secara simultan, paradigma bisnis mulai digeser, dari yang sifatnya usaha sektoral, parsial menjadi ekosistem bisnis, dari manual atau tradisional ke digital, dari usaha jualan bahan baku bergeser menjadi industri pengolahan dan produk hilir (finish good), dan dari kebiasaan impor menjadi pengusaha berorientasi ekspor. Hal ini sejatinya, seirama dengan kebijakan hilirisasi yang tengah difokuskan pemerintah.
Kedua, mengembangkan inovasi bisnis yang dilakukan dengan cara mengembangkan inovasi business model, mengembangkan inovasi produk dan performa, mengembangkan inovasi proses, mengembangkan inovasi network, mengembangkan inovasi marketing, dan mengembangkan inovasi kewirausahaan. Ketiga, mengembangkan inovasi teknologi. Dimulai dari digitalisasi tiap tahapan bisnis, menjadikan platform media sosial sebagai sarana marketing, mengelola big data, mengembangkan berbagai sistem berbasis digital starups, internet of thing(IoT), artificial intelligence (AI), machine learning, server claoud, customerrelationship management (CRM), human resources management (HRM), dancybersecurity.
Saat ini, pemerintah melalui program Gerakan Bangga Buatan Indonesia(GBBI)yang difokuskan pada pengembangan teknologi mumpuni, memberi peluang bagi UMKM dapat bergabung ke dalam ekosistem platformdigital. Kementerian Koperasi dan UKM mencatat, jumlah UMKM yang telah memasuk ekosistem digital saat ini mencapai 20,76 juta unit pada 2022 atau meningkat 26,6persendibandingkan pada tahun lalu sebanyak 16,4 juta UMKM. Presiden Joko Widodo terus mendorong 15 juta unit UMKM lainnya untuk go digital pada 2023sehinggamenjadi 30 juta UMKM.
Kebangkitan Ekonomi
NU memasuki abad kedua dengan sikap optimis. Perencanaan strategis sebagaimana yang tadi sedikit diurai melalui transformasi organisasi dan penciptaan SDM unggulan akan membuat NU dapat berbuat banyak di sektor ekonomi. Memberikan harapan akan hadirnya masa di mana NU tidak hanya kokoh dengan pendidikan umat, merawat bangsa, integrator berbagai komponen, serta penggerak perdamaian dan keadilan global.
Jika NU berhasil memperkokoh perannya dalam kehidupan ekonomi, maka akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional dengan melesatnya performa UMKM yang membuka 3,7 juta lapangan pekerjaan baru. Proyeksi Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) yang menyatakan perekonomian Indonesia tahun 2045 mencapai Rp 8,89 ribu triliun dan menjadi ekonomi terbesar ke-4 di dunia, bakal benar-benar terwujud.
Addin Jauharudin
Penulis Buku Menggerakkan Nahdlatut Tujjar, Koordinator Nahdlatut Tujjar Fest Puncak Resepsi 1 Abad NU