Fatayat NU Sumbar Dilantik, Anggia Dorong Advokasi Isu-Isu Perempuan

Padang | SuaraGerakan – Kader Fatayat NU Sumbar harus mampu memanfaatkan instrumen dalam menata organisasi dan kader sendiri. Potensi dan kemampuan yang dimiliki kader Fatayat NU Sumbar harus memberi manfaat kepada masyarakat, terutama isu-isu terkait perempuan.

Demikian diungkapkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU Anggia Erma Rini, M.K.M. saat melantik Pengurus Wilayah (PW) Fatayat NU Sumbar dan sejumlah Pengurus Cabang (PC) Fatayat NU se-Sumbar, Selasa (5/7/2022) di aula Kantor Gubernur Sumatera Barat.

Baca Juga : Opini | Pemilu 2024 Dengan Desain Damai

Menurut Anggia, Fatayat NU sejak tahun 2016 sudah mengangkat isu-isu stunting di berbagai daerah agar menjadi perhatian seluruh pihak, terutama di daerah yang angkat stuntingnya tinggi.

Ia mencontohkan advokasi yang dilakukan fatayat di Brebes. Anggia menceritakan, “Seperti di Brebes angka stuntingnya waktu itu mencapai 43 persen, Fatayat NU berupaya melakukan advokasi sehingga dapat menekan angka stunting, dengan berbagai pendekatan, kegiatan dan rekomendasi,” kata Anggia yang juga Anggota DPR RI.

Baca Juga : Opini | Mengurai Kompleksnya Pemilu 2024, Bisakah?

Diungkapkan Anggia, kader Fatayat NU di Sumbar yang memiliki instrument, potensi dan kemampuan hendaknya mampu melakukan sesuatu untuk kemaslahatan perempuan di lingkungannya. Selain itu, juga harus mampu menjalankan dakwah damai di tengah masyarakat.

Ia menambahkan, Dakwah damai tidak saja melalui mimbar, tapi juga dengan kegiatan Fatayat NU yang menyentuh isu-isu di masyarakatnya.

Baca Juga : Matangkan Persiapan Pemilu, KPU-Polres Padang Pariaman Gelar Pertemuan

Anggia melantik pengurus PW Fatayat NU Sumbar yang dinahkodai oleh Betri Murdiana, S.Pd, SH dan Rizka Adilla, S.Pd.I masing masing sebagai ketua dan sekretaris. Turut hadir anggota DPRD Provinsi Sumbar Firdaus, Wakil Rektor I Universitas Nahdlatul Ulama Sumbar Irwandi, Wakil Sekretaris PWNU Sumbar Armaidi Tanjung, dan undangan lainnya.

Wakil Ketua PWNU Sumbar Azwandi Rahman dalam sambutannya menekankan, kader Fatayat NU tidak hanya kegiatan rutin yasinan dan pengajian, tapi juga harus mampu mengawal paham keagamaan Islam yang Ahlussunnah Waljamaah An-nahdliyah.

Baca Juga : 45 Siswa MAN-Insan Cendekia Padang Pariaman Lulus PTN Jalur SBMPTN

Karena serangan dari berbagai kelompok dan paham lain terhadap faham ahlussunnah waljamaah an-nahdliyah semakin gencar, terutama dengan menggunakan media sosial yang memanfaatkan HP android.

“Tema besar NU ke depan merawat jagad, menjaga peradaban dunia. Fatayat NU sebagai bagian dari NU juga dituntut menampilkan dirinya sebagai perempuan NU. Artinya, identitas perempuan NU harus ada disetiap kader Fatayat NU,” kata Azwandi Rahman.

Baca Juga : Zuwardi Pimpin GP Ansor Bukittinggi

Gubernur Sumbar diwakili Kabid Politik Badan Kesbangpol Provinsi Sumatera Barat Syahlaluddin menyebutkan, Fatayat NU diharapkan dapat menjadi wadah yang solutif dan aplikatif bagi perempuan muda.

Syahlaluddin mendorong Fatayat NU Sumbar untuk membangun spirit dalam memajukan langkahnya, menguatkan tekadnya untuk membantu kaum perempuan muda terus maju mengembangkan dirinya sejalan dengan perkembangan zaman sesuai dengan tujuan organisasi yang berdasarkan pada prinsip ahlussunnah waljamaah.

Baca Juga : Opini | Radikalisme Pengawasan Partisipatif

Ia menambahkan, “Untuk menjadi organisasi kepemudaan sebagai wahana solutif dan aplikatif, tentunya Fatayat NU harus mampu memformulasikan solusi-solusi terhadap persoalan-persoalan, baik persoalan generasi muda maupun persoalan yang terjadi di masyarakat luas,” kata Syahlaluddin. (at)

----