Indonesia Resmi Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Siapa Untung dan Siapa Buntung?

Tim Nasional Indonesia

Business man is confused, Thinking businessman surrounded by question marks , Business concept - vector illustration

Pariaman, Fifa secara resmi membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah piala dunia U-20.melansir dari sport.detik.com ,keputusan ini diambil fifa terkait penolakan oleh beberapa kelompok atas kehadiran timnas Israel di Indonesia.

Lalu bagaimana nasib persepakbolaan Indonesia setelahnya?beragam sanksi siap menanti,mulai dari pengucilan Indonesia dari dunia sepakbola internasional,sanksi denda,tidak bisa mengikuti turnamen internasional dibawah naungan fifa,dan tidak bisa menjadi tuan rumah piala dunia 2034 mendatang.

Semua kerumitan polemik ini diawali dengan timbulnya narasi “penolakan kedatangan timnas sepakbola Israel ke Indonesia yang berhasil lolos verifikasi dan berhasil mendapatkan tiket untuk bertarung pada ajang piala dunia u-20 tahun ini.

Berbagai penolakan hadir,dan yang paling lantang menyuarakan adalah kelompok “baperan” yang memanipulasi issue kemerdekaan Palestina atas penjajahan Israel,lalu membangun “fantasi” sendiri dengan menghubung-hubungkan antara sikap politik luar negeri Indonesia dengan sepakbola,seolah-olah dengan menerima kehadiran timnas Israel sebagai tolak ukur dukungan terhadap penjajahan Israel atas Palestina.

Lucunya,ada pernyataan oknum dari kelompok ektrimis islam kanan yang menarasikan “ini adalah penghianatan terhadap konstitusi” katanya.

Pertanyaannya konstitusi yang mana? Apakah konstitusi seperti yang mereka pahami secara sesempit itu?

Tentunya banyak pertanyaan hadir di benak kita!apakah dengan menerima kedatangan timnas Israel akan mengubah sikap penolakan kita terhadap penjajahan Israel atas Palestina? Jawabannya tentu tidak! Bahkan kita tahu sampai saat ini Indonesia terus mendukung upaya kemerdekaan Palestina.

Lalu apakah menerima kedatangan timnas Israel akan mempengaruhi sikap politik luar negeri Indonesia? Jawabannya juga tidak,bahkan presiden Joko Widodo sudah meyakinkan”tidak ada hubungan sepakbola dengan politik”.

Jika mau berpikir jernih ke depan,ditilik dari segi ekonomi,berapa keuntungan yang seharusnya didapatkan dari event ini? Coba kita bayangkan,misalnya saja berapa hotel dan penginapan yang laku,pengusaha moda transportasi akan beruntung,pedagang cinderamata akan laris,kedai makanan pinggir jalan akan dipenuhi penonton untuk mengisi perut,dan sebagainya.

Apakah mereka yang lantang menyuarakan penolakan itu tau bahwa 6 stadion sedang direnovasi untuk persiapan piala dunia u-20 ini? Lalu berapa kerugian yang ditanggung negara? Mungkin saja mereka menjawab dengan entengnya bahwa itu tanggung jawab negara.

Lalu yang diuntungkan siapa? Mungkin saja mereka yang mencari popularitas dari polemik ini demi kepentingan ke depan,ya kepentingan tahun depan. (Reyvaldo Dios)

----