SuaraGerakan – Merespon adanya anak-anak di Sumbar direkruit kelompok Negara Islam Indonesia (NII), Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor (PW GP Ansor) Sumbar Rahmat Tuangku Sulaiman, mengajak orang tua dan ninik mamak jadi teladan bagi generasi muda.
Sebelumnya, Polri menyebut kelompok Negara Islam Indonesia (NII) tak memandang usia dan jenis kelamin saat merekrut anggota. Ada 77 anak di bawah usia 13 tahun yang direkrut dan dicuci otak oleh NII.
Baca Juga : 1.125 Orang Kelompok Teroris NII di Sumbar, Begini Respon Ansor
“Perekrutan anggota NII dilakukan tanpa memandang jenis kelamin dan batas usia, Hal ini terbukti dengan ditemukannya 77 orang anak di bawah umur 13 tahun yang dicuci otak dan dibaiat untuk sumpah kepada NII”, ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Selasa (12/4).
Ramadhan membeberkan, ada 126 orang dewasa anggota NII yang diduga sudah direkrut sejak masih kecil. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk mengetahui sejauh mana jaringan NII sudah mempengaruhi mereka.
Baca Juga : Harlah ke-42 Tahun Rahmat Tuangku Sulaiman
Menanggapi hal itu, Rahmat Tuangku Sulaiman, menghimbau semua pihak untuk aktif melakukan pengawasan ketat terhadap anak-anak.
“terkait anak di bawah umur yang bergabung dengan NII, memang harus dilakukan pengawasan ketat terhadap anak”, tegas Tuangku Rahmat.
“Kita semua berharap agar forum anak diaktifkan kembali pada seluruh wilayah di Sumbar, dan pengawasan di sekolah, serta orang tua juga harus ditingkatkan,” ujar dia.
Baca Juga : Ansor Sumbar Apresiasi Permohonan Maaf DPRD Bukittinggi
Kata Tuangku Rahmat, “Kita dorong setiap nagari ada forum anak, sebagai wadah anak-anak mengembangkan diri, agar terhindar dari paham yang disebarkan NII”
Ia mengajak orang tua dan niniak mamak, hadir sebagai tokoh teladan dan sebagai teman bicara anak di lingkungannya. “Orang tua dan mamak harus hadir sebagai teman bicara anak, di usia anak, mereka butuh tokoh panutan”, tukuknya.
Tuangku Rahmat menegaskan, peran serta orang tua dan ninik mamak, sangat kuat untuk membentengi anak terpapar paham NII. “Mantapkan lagi falsafah anak dipangku kamanakan dibimbing”, Tambah Tuangku Rahmat.
Baca Juga : Siap-siap ! Kemenag Butuh 192.008 PPPK Formasi Guru
Senada dengan itu, sebelumnya pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan mengatakan, bahwa perekturan anggota teroris NII dilakukan tanpa memandang latar belakang pendidikan, jenis kelamin dan batas usia.
Dirilis SuaraGerakan dari kontraradikal.com rabu kemarin, Densus 88 Antiteror Polri mendapati puluhan anak di bawah umur 13 tahun bergabung dengan kelompok NII saat ini. Mereka dibaiat sumpah setia kepada kelompok ini.
Baca Juga :
Hal ini terbukti dengan ditemukannya 77 orang anak di bawah umur 13 tahun yang dicuci otak dan dibaiat untuk sumpah kepada NII di Sumbar.
“Sama seperti virus covid, doktrin NII juga perlu vaksin ideologi agar masyarakat imun, yaitu berupa sosialisasi pencegahan meluas tentang bahaya NII secara masif dikalangan masyarakat agar jangan sampai terpapar NII”, tutur Ken. (IH)