Pariaman, suaragerakan.com,– Proses Konferensi Koordinator Cabang (Koonkorcab) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumatera Barat yang tengah berlangsung mendapat sorotan setelah muncul persoalan dalam tahapan pencalonan ketua.
Afrinaldi, Salah seorang bakal calon ketua yang telah menyatakan kesiapannya untuk maju dalam kontestasi kepemimpinan organisasi tersebut dikabarkan mendaftarkan diri kepada panitia penerimaan pencalonan. Namun, pendaftaran tersebut tidak digubris oleh panitia dengan cara tidak bisa dihubunginya BOK diakhir-akhir deadline pendaftaran.
Hingga berita ini diturunkan, pihak BPK belum memberikan keterangan resmi terkait alasan tidak bisa dibubungi dan tidak bisa ditemui dalam pendaftaran bakal calon tersebut. Situasi ini menimbulkan tanda tanya di kalangan peserta konferensi dan memicu beragam tanggapan dari kader PMII yang hadir.
“Sebagai kader PMII yang telah memenuhi syarat dan ketentuan organisasi, saya telah mengajukan diri secara resmi untuk mendaftar sebagai calon Ketua PKC PMII Sumatera Barat pada Konferensi Koordinator Cabang kali ini. Namun sangat disayangkan, dalam proses pendaftaran dan penyerahan berkas saya dimalam terakhir dalam batas waktu pencalonan BPK ini tidak bisa dihubungi dan tidak tau dimana keberadaanya.” Jelasnya kepada media.
“Hingga saat ini pendaftaran saya tidak mendapat respons maupun tindak lanjut dari BPK, oleh karna itu saya sampai sekarang masih menunggu respon dari BPK untuk memberikan tanggapan dan instruksi terkait tahapan apa selanjutnya dan apa saja yg perlu dilengkapi dari berkas yg sudah diberikan, bagaimana terkait pembayaran dan kemana/ke siapa administrasi harus dibayarkan”. Tambahnya.
Ia menilai hal ini bukan hanya persoalan pribadi, tetapi juga menyangkut prinsip demokrasi dan keterbukaan dalam tubuh organisasi kita. PMII adalah rumah besar kita bersama, tempat setiap kader seharusnya memiliki hak yang sama untuk berkontribusi dan mengabdi.
Maka dari itu ia selaku bacalon ketua koordinator cabang berharap hal ini bisa direspon secepatnya oleh BPK.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Anisa Pitri selaku ketua Cabang PMII Kota Pariaman terkait ketidak profesionalan BPK dalam pelaksanaan pendaftaran bacalon ketua Koordinator Cabang PMII ini.
“Kami sangat menyayangkan sikap BPK yg sangat tidak profesional ini, dimana BPK yg seharusnya menjalankan amanah KONKOORCAB ini sesuai dengan keputusan dan ketetapan yang sudah ada tapi hari ini malah BPK menunjukan sikap yg in integritas dengan tidak bisa dihubunginya ketua BPK di malam terakhir jadwal pendaftaran calon ketua ini.” Pungkasnya.
“Maka dari ini saya selaku ketua cabang PMII Kota Pariaman mrnyatakan telah merekomendasikan dan kader terbaik kami ini sudah mendaftarkan diri dan menyerahkan berkas yg diperlukan secara softcopy kepada ketua BPK melalui media whatsapp, juga kami berharap BPK segera mengesahkan pencalonan ini dan bertindak seadil-adilnya kepada seluruh peserta KONKOORCAB ini.” Ungkapnya menambahkan.
Beberapa peserta menilai bahwa setiap kader yang memenuhi syarat semestinya diberi kesempatan yang sama untuk maju dalam proses demokrasi organisasi. Sementara itu, sebagian lainnya menunggu penjelasan resmi panitia agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Konkorcab PMII Sumatera Barat sendiri merupakan forum penting bagi kader pergerakan mahasiswa untuk menentukan arah organisasi ke depan, termasuk memilih ketua yang akan memimpin koordinasi cabang di tingkat provinsi. _nal