oleh: Aysah Nurhasanah, Sekretaris Kopri PMII Kota Padang
Opini, suaragerakan.com, – Kopri PMII memiliki peran yang sangat penting dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan mencapai kesetaraan gender. Sebagai organisasi perempuan dalam PMII, Kopri PMII memiliki komitmen untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan membebaskan perempuan dari segala bentuk penindasan, kekerasan,pelecehan dan diskriminasi.
Kopri PMII kota Padang dengan tegas mengutuk segala bentuk ketidakadilan terhadap perempuan dan kekerasan terhadap perempuan, menyusul dengan kasus mutilasi di Padang Pariaman yang memakan korban 3 orang perempuan dan 2 diantaranya, siska dan adek mahasiswa yang dilaporkan hilang sejak 13 Januari 2024.
Identitas korban : Siska Oktavia Rusdi (23), adek Gustiana (24), dan Septia Adinda (25), ketiganya pernah tercatat sebagai mahasiswi di STIE Keuangan Perbankan dan Pembangunan (STIE KBP) Padang, nama terakhir Septia Adinda yang akrab di panggil Dinda berdasarkan informasi dari salah satu wartawan di rumah sakit Bhayangkara, kota Padang, Rabu (18/06/2025) menemui teman dekat Dinda bernama putri menyampaikan bahwa dulu Dinda pernah berkuliah di kampus sama, meskipun belakangan ini diketahui tidak aktif lagi sebagai mahasiswa dan ia juga menjelaskan bahwa aktivitas keseharian Dinda lebih banyak dirumah atau bersama teman-temannya.
Kronologi kejadian korban 1: peristiwa bermula dari hilangnya Septia (cika) tepat 1 tahun yang lalu dimana Cika terakhir kali terlihat pada 12 Januari 2024,pukul 09.00 wib, saat ia berangkat bersama adeknya menuju kota Padang. Malamnya, keduanya tak kunjung pulang,sehingga keluarga segera melaporkan kejadian ini ke Polsek batang Anai. Motor yang mereka gunakan ditemukan 11 hari kemudian d sebuah kebun di kelurahan koto pulai, kecamatan koto tangah, kota Padang. Bersama sepasang sandal milik kedua korban. Yeni murni bibi Cika mengungkapkan kekecewaannya terhadap pihak kepolisian ia menilai proses penyelidikan terkesan tidak serius laporan kehilangan adek masih ada di papan informasi Polsek tetapi laporan cika justru sudah tidak terlihat. Kami merasa diabaikan tuturnya dengan nada getir selain itu Yeni murni, juga menyebutkan tidak adanya laporan berita kehilangan anak yang diberikan kepolisian kepada pihak keluarga. Misteri hilangnya dua mahasiswi sejak Januari 2024 akhirnya mulai terkuak pada Kamis tanggal (19/6), Siska dan adik yang sempat dilaporkan hilang tanpa jejak kini diduga menjadi korban pembunuhan sadis oleh pelaku mutilasi dengan dasar rasa sakit hati dikarenakan korban berpacaran dengan pelaku dan pelaku mereka sakit hati sehingga melakukan pembunuhan secara sadis, yang sebelumnya telah menghebohkan warga Padang Pariaman Kapolres Padang Pariaman AKBP Ahmad Faisal Amir membenarkan penangkapan terduga pelaku dan menyatakan bahwa penyelidikan masih terus dikembangkan dalam pemeriksaan awal pelaku mengaku tak hanya membunuh dan memutilasi septiadinda tetapi juga menghabisi nyawa Siska dan adik kedua jasad mereka diduga dibuang ke dalam sebuah sumur di kawasan pasang pasar usang batang anai.
Korban 2: Pada tanggal (17/6) kepala Polsek Batang Anai polres Padang Pariaman itu wadriadi mengatakan bahwa mayat yang ditemukan di aliran sungai Batang Anai terindikasi korban mutilasi mayat tanpa kepala tangan dan kaki itu ditimbulkan oleh warga didorong dukuh Nagari kacang Kecamatan Batang Anai mengapung sekitar pukul 10.30 WIB. Misteri penemuan potongan tubuh manusia di sepanjang aliran batang Anai Padang Pariaman itu perlahan menemui titik terang petunjuk awal datang dari potongan tangan yang ditemukan rabu (18/6) pagi itu di tangan itu terpasang dua cincin di jari jari tangan salah satunya di jari manis sejumlah warga meyakini bahwa cincin tersebut milik seorang perempuan muda asal Lubuk Alung yang telah menghilang sejak akhir pekan lalu. Dari situ kami mengenali kami teman dekatnya ujar warga berinisial P yang mengaku kenal dekat dengan korban saat ditemui sumber kita di RS Bhayangkara Padang pada Rabu sore menurut P korban sempat terakhir terlihat pada Sabtu (14/6) siang. Padat hari Kamis (19/6) dini hari terduga pelaku bernama Wanda berusia 25 tahun. Kapolres Padang Pariaman AKBP Ahmad Faisal Amir membenarkan penangkapan tersebut namun belum rinci identitas pelaku ia menyebut saat ini penyidik masih melakukan pengembangan kasus yang jelas terduga pelaku sudah kami amankan saat ia masih melakukan pengembangan terhadap sejumlah kemungkinan lainnya kata AKBP Faisal menurut Kapolres pengembangan dilakukan pengembangan terhadap sejumlah kemungkinan lainnya dan menelusuri adanya keterkaitan dengan kasus-kasus lain yang terjadi di wilayah tersebut termasuk laporan orang hilang yang belakangan mencuat ke permukaan ini sudah menjadi benang merah untuk mengungkap kasus ini.
Sejauh ini keluarga korban telah membuat laporan resmi ke Kapolres Padang Pariaman dan sudah ditindaklanjuti oleh Kapolres Padang Pariaman beserta jajaran. KOPRI PMII cabang kota Padang juga mencatat bahwa kasus kekerasan seksual dan pembunuhan terus meningkat baik di ruang publik maupun privat korban sering kali menghadapi tantangan besar termasuk relasi kuasa dan stigma sosial yang memperburuk perjuangan mereka untuk mencari keadilan. Dengan sikap tegas ini kopri PMII cabang kota Padang menyuarakan tindakan nyata dari penegak hukum transparansi dari Polresta terkait dan pemerintahan Bupati Padang Pariaman dan dukungan seluruh elemen masyarakat untuk menghentikan segala bentuk kekerasan dan pembunuhan yang terjadi terhadap perempuan maupun anak-anak.
Saya Sekretaris kopri PMII cabang kota Padang menegaskan akan berkomitmen untuk mengawal kasus ini hingga selesai ketika ada perempuan yang terluka maka kami perempuan kader PMI se-indonesia pun ikut terluka dan kami akan mengawal kasus ini sampai tuntas siapapun ketika menjadi korban kekerasan, pembunuhan, diskriminasi, dan ketidakadilan kita tidak boleh buru-buru memberikan stigma kepada korban. apalagi sampai menyalahkan korban masyarakat dan pemerintahan harus memberikan dukungan penuh kepada korban dan keluarga korban atas keberaniannya melaporkan kasus kekerasan maupun pembunuhan terhadap korban karena semua orang berhak mendapatkan keadilan. Ada banyak perempuan dan anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, ketidakadilan dalam lingkungan sosial masyarakat, Bahkan banyak yang bersembunyi karena menjadi korban itu adalah sebuah aib. Kalian tidak sendirian kami di sini kopri PMII cabang kota Padang akan menjadi garda terdepan untuk membela hak-hak korban dan memperjuangkan suara perempuan dan melindungi serta menjadi jembatan bagi korban untuk mendapatkan keadilan atas perempuan, tegakkan keadilan, bebaskan perempuan!
Dalam hal ini, Kopri PMII kota Padang memiliki peran yang sangat penting dalam memperjuangkan hak-hak perempuan. Melalui berbagai kegiatan dan program, Kopri PMII dapat memperjuangkan hak-hak perempuan, memberdayakan perempuan, dan membangun kepemimpinan perempuan. Dengan demikian, Kopri PMII dapat menjadi kekuatan yang signifikan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan mencapai keadilan perempuan. (***)