Pariaman, Liburan ke Padang Pariaman, cobalah icip-icip lapek kampuang aro. Camilan yang dikukus ini pas sekali untuk teman jalan-jalan di Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat.
Bila berwisata ke Padang Pariaman, Sumatra Barat tak hanya dapat menikmati keindahan wisata baharinya namun kita bisa juga mencicipi kuliner khas daerah lapek kampuang Aro yang terletak di daerah pakandangan, Nagari Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman.
Lapek kampuang aro ini bukan hanya sekedar cemilan biasa cemilan ini juga bisa mengenyakkan para penikmatnya lapek kampuang aro ini tidak hanya di kenal di Minang Kabau saja tetapi bagi pelancong mancanegara juga makanan ini sangatlah istimewa dengan citarasa yang khas dan memiliki tekstur yang lebut sangat cocok untuk kosumsi di segala usia.
Bentuknya sangatlah unik sama dengan lapek pada umumnya tetapi yang membedakannya dari yang lain yaitu lapek yang di ikat pakai tali dari ujung ke ujung sehingga membentuk untaian.
Kenapa di namakan lapek kampuang aro, Lapek itu sejenis makanan yang di bungkus memakai daun pisang yang agak muda supaya bisa di bentuk dan tidak pecah, sedangkan kampuang aro itu merupakan sebuah nama daerah tempat di produksinya makanan ini.
Bahan baku utama pembuatan lapek ini adalah buah pisang yang sudah matang lalu di hancurkan setelah iti di aduk dengan tambahan tepung terigu gula merah dan yang lainnya. tidak ada yang tahu pasti sejak kapan keberadaan kudapan tradisional Minangkabau ini ada, namun yang pasti sudah dari zaman dulu kala yang tak lekang oleh waktu. Enak, unik dan bikin ketagihan.
Dalam perjalanannya, lapek kampuang aro juga sudah menjadi ikon tersendiri bagi Kabupaten Padang Pariaman. Sala lauak tidak hanya di kenal di Sumatera Barat saja, tetapi sudah dikenal hingga seluruh Indonesia bahkan hingga ke mancanegara seperti Malaysia. Jadi camilan lapek kampuang aro Memang lebih mantap dinikmati usai masak dan sedang hangat-hangatnya.
Tiap penjual punya rahasia tersendiri dalam meracik komposisi adonan lapek kampuang aro hingga meciptakan lapek yang benar-benar bisa dikatakan lamak bana. Bila ingin mencicipinya dirumah dapat membelinya di pasar tradisional atau langsung pergi ke kampuang aro tempat produksinya, lapek bisa bertahan hingga tujuh hari bila disimpan di lemari pendingin. Bila lebih dari itu sudah tidak layak untuk dikonsumsi akan berbau lembab dan berjamur bila tidak disimpan di kulkas.
Untuk bisa menikmatinya, biasanya dijual dalam keadaan panas oleh pedagang seperti layaknya penganan gorengan biasa. Ketika mencicipi lapek ini, pertama akan merasakaan tekstur lembek di bagian luar kemudian bagian dalamnya yang lebih lembut akan merasakan manis yang begitu nikmat, dengan citarasa pisang yang menyeruak dalam mulut. Sangat menggiurkan sekali sehingga membuat lidah ini ingin terus mencicipinya.
By Chaydirul Yahya, S.Pd