Limapuluh Kota | SuaraGerakan – Keberadaan kelompok Negara Islam Indonesia (NII) belakangan ini di Sumatera Barat (Sumbar), berpotensi mencoreng wajah Sumbar. hal tersebut memunculkan beragam tanggapan.
Baca Juga : Buya Nur Akmal Pimpin NU Limapuluh Kota
Ada pihak yang tidak percaya, ada juga yang percaya. Tetapi faktanya keberadaaan mereka terbukti dan terdata bahkan ada yang berasal dari Limapuluh Koto. Jika hal itu dibiarkan bisa saja Sumatera Barat terpecah belah.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Sumbar Prof. Ganefri, Ph.D saat membuka Konferensi Cabang (Konfercab) NU Kabupaten Lima Puluh Kota ke-IX, Minggu (15/5/2022) di Pondok Pesantren Ma’arif Assa’diyah, Kabupaten Limapuluh Kota.
Baca Juga : Tinggalkan Surat Wasiat, Seorang Pria Bunuh Diri di Salah Satu Penginapan di Pariaman
Menurut Ganefri, kehadiran NII jelas berpotensi mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan NU dengan prinsipnya tasamuh (posisi di tengah) selalu hadir menjaga keutuhan NKRI.
Baca Juga : Berisi Ulama Muda Dengan Berjibun Gelar Dari Berbagai Profesi, Berikut Kepengurusan PB-KAMI PPNY
“Melihat perkembangan Islam dunia khususnya di Arab. Akibat ego kelompok, paham, dan idealisme banyak terjadi konflik antar kelompok, paham dan idealisme sepihak, bahkan berakhir dengan perang. Kita tidak menginginkan hal tersebut terjadi di negara Indonesia yang kita cintai ini. Karena itu, kita perlu menghargai perbedaan dengan tetap teguh pada Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah,” tutur Ganefri.
Baca Juga : Jemaah Haji Sumbar Bersiap Manasik, Berikut List Namanya
Menurut Ganefri, kita harus belajar pada pendiri NKRI, Khususnya yang berasal dari Sumatera Barat. “Pendiri bangsa ini sangat menghargai perbedaan pandangan, keyakinan, multi budaya sehingga melahirkan Pancasila”. Ungkapnya.
Ganefri mengajak peserta Konfercab untuk konsisten menjaga dan merawat Pancasila sebagai idiologi yang mempersatukan anak bangsa dalam bingkai NKRI.
Baca Juga : Tambah 518 Lagi Ex-NII Kembali Ke NKRI, Ansor Sumbar : Nilai Minang Ajarkan Cinta NKRI dan Demokratis
“Jika Pancasila tidak hadir di tengah-tengah kita, bisa jadi kita sudah lama terpecah belah. Untuk itu, mari kita perkuat pemahaman ideologi bangsa dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, yakni Pancasila,” ajak Ganefri.
Sebelumnya, Bupati Lima Puluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo mengungkapkan rasa bangganya terhadap eksistensi NU, sebagai organisasi besar dan komitmen berkhidmat untuk umat dan NKRI.
Baca Juga : Siap-siap ! Kemenag Butuh 192.008 PPPK Formasi Guru
“NU organisasi besar yang berdiri pada tahun 1926. Salah satu tujuan pendirian organisasi yaitu untuk memperjuangkan dan membantu kemerdekaan Indonesia, karena pada saat itu Belanda membuat politik pecah belah ulama. Saat ini NU tetap besar dan sudah melakukan khidmatnya di berbagai bidang, baik bidang ekonomi, pendidikan, dan sosial masyarakat,” tuturnya.
Safaruddin juga menyampaikan curahan hatinya, berkaca pada kemacetan yang terjadi saat libur Idul Fitri lalu. “Saya berharap kita semua, masyarakat Limapuluh Kota menyukseskan program nasional pembangunan jalan tol, Padang – Pekanbaru, Berkaca pada kemacetan saat libur lebaran, Padang-Bukittinggi ditempuh selama 5 jam,” tutur Safaruddin.
Baca Juga : Ansor Sumbar Ancam Penyebar Berita Hoax ‘Menag Batalkan Haji’ Untuk Ditangkap
“Jika Tol ini sukses dibangun, maka otomatis akan menggerakkan roda perekonomian di Limapuluh Kota. Memang dalam pembangunan jalan tol ini ada lahan masyarakat yang tergusur. Akan tetapi itu mendapatkan penggantian yang bisa dialihkan kepada asset. Untuk itu kami mengajak masyarakat membicarakan sehingga pembangunan jalan tol ini dapat terlaksana dengan lancar,” kata Safaruddin. (at)