Pariaman | SuaraGerakan – Ansor Sumbar apresiasi sikap Bupati Tanah Datar Eka Putra yang mengajak warga yang belum melakukan cabut bait untuk menyatakan kembali kesetiaannya kepada NKRI.
Hal tersebut diungkapkan Rahmat Tuangku Sulaiman, usai 518 mantan Kelopok Negara Islam Indonesia (NII) cabut bai’at di Tanah Datar Sumbar. Jumat (30/4/2022) di Gedung Maharajo Dirajo, Batusangkar.
Baca Juga : Mulai Hari Ini Siaran TV Warga Sumbar akan Hilang, Begini Solusinya.
“Ansor Sumbar apresiasi apa yang disampaikan Bupati tanah datar yang mengajak warga yang belum melakukan cabut bait dan menyatakan kembali kesetiaannya kepada NKRI untuk pulang kampung”, Ungkap Tuangku Rahmat.
Ia menambahkan, “Ini potret pemimpin yang bertanggungjawab dan menyayangi warganya. Itu juga bentuk cinta kepada warga dan NKRI”, tukuk Tuangku Rahmat.
Baca Juga : Rahmat TK Sulaiman Tegaskan Perjuangan Ansor Sumbar ke Depan
Menurut Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor (PW GP Ansor) Sumbar itu, Pemimpin tidak boleh lari dari kenyataan.
Kata Tuangku Rahmat, “Pemimpin seyogyanya tidak boleh kari dan menolak dari kenyataan yang ada di lapangan. Yang penting adalah hadirnya pemimpin melindungi warganya dan memberikan solusi, bukan mengelak dan berpolemik”, katanya tegas.
Baca Juga :
- Tasyakuran Harlah ke- 88 Ansor, Rahmat Ajak Gerakkan Sektor Ekonomi
- Rayakan Harlah ke-62, PMII IAI Pariaman Berbagi Dengan Sesama
Ansor Sumbar juga sepakat dengan diksi yang digunakan Kapolda Sumbar Irjen Pol Teddy Minahasa, bahwa di Ranah Minang ini terlahir tokoh-tokoh pendiri bangsa.
Rahmat menegaskan, “nilai yang diajarkan oleh pendahulu kita adalah bulek sagolek picak salayang”, melalui Whatsapp pribadinya minggu, (1/5/2022)
Menurutnya, nIlai demokrasi dan cinta tanah air, adalah implementasi dari nilai budaya minang. Tuangku Rahmat meningingatkan kepada warga sumbar, agar tidak menjadi perusak nilai budaya Minang.
Baca Juga :
- 1 Rumah dan 2 Sekolah Ludes Dilalap Si Jago Merah
- Komitmen Menjaga Alam, PMII Sumbar Gelar Aksi Tanam Mangrove
“Nilai budaya Minang mengajarkan cinta NKRI dan demokratis. Jangan sampai sikap dan perlakuan oknum tertentu, kemudian merusak dan menciderai nilai budaya Minang yang cinta NKRI”, ungkap Rahmat menegaskan.
“Semua harus kembali mengaktualisasikan nilai budaya Minang yang cinta NKRI, Jangan terjebak dengan prilaku oknum, yang dikhawatirkan tidak mencerminkan komitmen kebangsaannya”, tutup Rahmat.
Baca Juga :
- Masuk 50 Besar Desa Wisata Terbaik Nasional, Green Talao Park Ulakan Berpotensi Jadi Yang Terbaik
- 391 ex-NII Nyatakan Setia Kepada NKRI, Begini Respon Ansor Dharmasraya
sebelumnya diberitakan, sebanyak 518 orang yang tergabung dalam kelompok NII di Kabupaten Tanah Datar, melakukan cabut baiat, di Gedung Maharajo Dirajo, Batusangkar, dalam rangka kembali mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebanyak 209 orang pernah terdaftar menjadi bagian dari NII di Kabupaten Tanah Datar, 113 orang menjalani pencabutan baiat pada hari itu.
Baca Juga :
- Masyarakat Butuh Modal Usaha dan Biaya Pendidikan dari BAZNAS, Begini Persyaratannya
- Kecamatan Lubuk Alung Dalam Pemilu dan Pilkada
Bupati Tanah Datar, Eka Puta mengatakan, aparat kepolisian sudah mengantongi identitas semua yang terdaftar sebagai mantan anggota NII. Selanjutnya, pihaknya akan bersama-sama memonitoring warga yang belum melakukan pencabutan baiat itu.
“Saya berharap pada momen mudik ini, jaringan NII dapat pulang kampung dan melakukan cabut baiat pada gelombang berikutnya,” jelas Eka.
Baca Juga :
- Siap-siap ! Kemenag Butuh 192.008 PPPK Formasi Guru
- Sosialisasi Empat Pilar, Leonardy : Tingkatkan Kepekaan Terhadap Isu Perpecahan
Sementara, Kapolda Sumbar Irjen Pol Teddy Minahasa mengatakan banyak sekali pendiri bangsa yang berasal dari Minangkabau, seperti Bapak Proklamator Mohammad Hatta, dengan perumusnya M. Yamin, Sutan Syahrir, Tan Malaka, Imam Bonjol, M. Natsir, dan Rasuna Said.
Teddy mengatakan banyaknya orang yang tergabung dalam organisasi tersebut hanya karena termakan bujuk dan rayu semata. Sehingga, memilih kembali mengakui NKRi adalah jalan yang tepat. (*)